>

Cerita Seks Suami Pinjaman

saya seringkali diminta nomer kontak dari beberapa tokoh narasi, bahkan juga ada yang mencemooh saya sebab berbohong lewat cerita-cerita ini. Seb

saya seringkali diminta nomer kontak dari beberapa tokoh narasi, bahkan juga ada yang mencemooh saya sebab berbohong lewat cerita-cerita ini. Sebetulnya saya maklum pada mereka, sebab mereka tidak pernah menulis narasi, hingga tidak dapat memperbedakan narasi dengan laporan dari tempat insiden (field repor/FR). Saya meyakini penerbit suratkabar atau majalah, tidak ingin memberikan no kontak tokoh yang mereka katakan walau photo muka dipertunjukkan. Ditambah lagi artikel-artikel human interest yang diterbitkan beberapa sumber nya benar-benar dirahasiakan. Bahkan juga berita-berita bukti beberapa ada yang sumbernya dilindungi, sampai kapan saja sumber itu belum pernah akan dibuka, momen Water gate yang menjatuhkan Presiden Nixon di AS, sampai Presiden turun tahta penulis tidak bersedia mengutarakan sumbernya.

Bila anda terus membaca sampai sini, anda dapat menyadari pernyataan cerita-cerita saya, bahkan juga narasi saya yang dicatat sebelumnya. Minta maklum, saya termasuk masih pemula jadi penulis, jadi jangan dibanding dengan penulis-penulis terkenal, nikmati saja, jika ada yang ganjil yah telan saja. Tetapi jika dapat masukan yang sifatnya untuk melakukan perbaikan tulisan narasi saya, pasti dengan benar-benar suka akan saya terima.

Narasi sebenarnya ialah kelompok info yang dikemas demikian rupa hingga enak dibaca. Narasi jadi lebih menarik bila yang di jabarkan ialah hal yang tidak biasa berlangsung, unik, aneh, atau tidak pernah terpikir.

Maaf saya berpanjang-panjang dalam mukadimah. Tujuannya cuma untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diperuntukkan pada saya. Saya mengucapkan terima kasih atas demikian jumlahnya pujian baik langsung dalam website saya atau yang otomatis lewat narasi saya yang di copy-paste lalu disiarkan di beberapa komunitas. Minta yang lakukan copy-paste supaya menyebutkan nama saya jadi pengarangnya, itu norma basic sich.

Saya ingin bercerita kehidupan di waktu dulu saya saat baru tumbuh jadi anak lelaki. Saya cuma dapat mengingat kehidupan saya lebih komplet semenjak saya berusia 15 tahun.
Dalam umur itu saya baru kelas 2 SMP dalam suatu desa yang ada di pelosok, jauh dari keramaian serta kehidupan kekinian. Rumah saya cuma terbuat dari dinding anyaman bambu, lantai tanah serta terletak terpencil di luar kampung.

Kami keluarga miskin, mungkin bila menurut ukuran pemerintah ialah keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan. Saya tinggal bersama dengan emakku yang saya panggil simbok serta nenekku yang saya panggil mbah. Kami hanya bertiga. Mbok cerai dari Bapak semenjak saya lulus SD. Saya tidak paham apa sebabnya, tapi yang kurasa, Bapak pergi tinggalkan rumah serta sampai saat ini tidak paham keadaannya. Mbah menjanda telah seputar 5 tahun sebab kakek wafat.

Saya ingat Mbah kakung (kakek) wafat waktu saya masih SD. Jadi cuma saya lah lelaki di rumah itu, yang perlu kerjakan semua pekerjaan lelaki. Sesaat mbok cari nafkah dengan memburuh tani bersama dengan mbah. Kedua-duanya masih dinamis.

Saat umurku 15 tahun mbok masih usia 29 tahun serta mbah 42 tahun. Usia begitu jika di kota besar masih termasuk belum tua, tetapi di kampung telah terhitung uzur. Tetapi ke-2 mereka dikaruniai tubuh yang langsing serta menurut arti Jawa, singset. Mbokku mewarisi ibunya memiliki badan langsing. Walau ke-2 mereka telah masuk umur tua menurut ukuran kampung, tapi badan mereka tidak bergelambir lemak, alias singset.

Muka mereka biasa saja tidaklah terlalu cantik, tapi pun tidak buruk. Biasa saja lah orang kampung, Hanya mukanya bersih dari noda sisa jerawat. Sepengetahuanku mereka tidaklah terlalu ribet jaga badan serta muka, sebab makan cuma seadanya serta mandi biasa belum pernah dilulur dan lain-lain.

Baik mak atau mbah, tumit kakinya kecil serta betisnya langsing. Ini jadi perhatianku sesudah saya dewasa serta kenal beberapa ciri wanita yang pintar memberi kepuasan suami.
Cukup meleset dikit. Rutinitas di desa kami ialah tiap rumah memiliki kamar mandi yang disebutkan sumur ada di luar rumah serta biasanya cukup jauh di belakang rumah. Tidak jauh dari sumur ada tempat buang hajat besar. Sumur serta wc nayris tidak berdinding penghambat. Yang ada cuma bangunan lubang sumur yang bibirnya ditinggikan seputar 1 mtr., lalu tonggak-tonggak kayu untuk menggantung pakaian serta handuk.

Di seputar sumur serta wc ditumbuhi oleh tanaman rumpun sereh serta tanaman semak yang rimbun hingga cukup terlindung. Saya jadi lelaki tetap bekerja menimba serta isi air ke ember-ember untuk mandi, bersihkan piring serta bersihkan pakaian. Ritual mandi umumnya dikerjakan saat pagi hari saat mata hari mulai cukup jelas seputar jam 5 pagi.

Telah semenjak kecil saya terlatih mandi bersama dengan orang tuaku. Tidak ada rasa malu, hingga jika kami mandi tidak menggunakan basahan, atau sarung. Kami mandi telanjang bundar. Mungkin perbedaannya jika orang kota mandinya berdiri dibawah shower atau bergayung ria atau tiduran di bath tub. Jika kami orang desa mandi umumnya jongkok. Cuma sesaat saja berdiri untuk mebilas semua badan sesudah bersabun.

Di usiaku 15 saya baru mulai tertarik dengan bentuk tubuh musuh type. Yang dapat saya lihat cuma simbok serta mbah saja. Mbok badannya langsing serta kulitnya kencang, payudaranya tidak besar, kakinya langsing. Di usianya yang hampir masuk lokasi 30, teteknya masih kencang membusung. Mungkin sebab ukurannya tidak besar jadi buah dadanya tidak mengelendot turun. Jembutnya cukup lebat, rambutnya sebahu yang tetap diikat serta digelung.

 

Simbah badannya tidak jauh dari mbok, serta tingginya sama seputar 155 cm, Hanya teteknya dikit cukup turun, tetapi masih terlihat indah. Jembutnya tebal. Badannya walau terlihat lembut, tapi perkasa sebab mungkin dampak warna kulit yang termasuk sawo masak. Tetek mbah sepertinya dikit semakin besar dari simbok. Perut Mbah cukup banyak tertutup lemak, hingga tidak serata perut mbok.

Saya mengenal benar seluk-beluk ke-2 bodi mereka sebab tiap hari sore dan pagi kami tetap mandi bersama dengan, telanjang bersama dengan dalam tempo yang lumayan lama. Bila pagi hari tidak hanya mandi mbok serta simbah membersihkan baju serta perlengkapan makan tadi malam. Sehubungan tugasku menimba air karena itu saya masih ada di posku sampai semua pekerjaan mereka usai. Bila sore mandinya bertambah cepat sebab acara selingan cuma bersihkan piring.

Minta pembaca jangan protes dahulu, sebab sekolah kami di desa memundurkan waktu masuk jadi jam 8 dengan alasan murid-murid biasanya memakan waktu untuk menolong pekerjaan rumah tangga pada pagi hari serta memberikan peluang pada murid yang tinggalnya seputar sejam jalan kaki dari sekolah.

Seingatku semenjak saya sunat di usia 12 tahun, atau setelah lulus SD seringkali saya malu sebab penisku seringkali berdiri jika pagi-pagi saat mandi bersamanya. Sebenarnya penis berdiri semenjak saya bangun pagi, sampai mandi ia tidak surut-surut. Mbok sich cuek-cuek saja, tapi si mbah seringkali mengolok-olok, bahkan juga terkadang menampar perlahan penisku dengan memerintah “tidur”.
Awalnya saya tidak malu, tetapi searah makin bertambah umurku, penisku semakin besar serta di sekelilingnya mulai ditumbuhi bulu. Anehnya si mbah yang tetap memberikan perhatian lalu ngomong ke simbok. Mbok ku lalu menimpali, “ cucumu telah mulai gede mbah,” tuturnya.

Saya susah mengatur penisku, jika telah berdiri, ia susah di layukan, walau saya sirami air dingin. Yang membuat semakin mencekam, si mbah terkadang memegang-megang penisku seakan-akan mengukur perkembangannnya, Si mbok diminta Mbah rasakan perubahan penisku. Walau ke-2 mereka ialah orangtua ku kandung, tapi namanya digenggam tangan wanita, perasaan kelaki-lakianku bangun. Penisku jadi semakin mengeras.

Terkadang saya berupaya menghindar sebab malu, tapi tetap dihindari oleh mbah serta memerintah saya diam saja. Dibanding emak ku, mbah lebih agresif. Di umur 15 tahun saya telah mempunyai badan seperti pria dewasa. Tinggiku lebih dari 165 cm serta penisku telah terlihat gemuk serta keras dan cukup panjang seputar 15 cm.

Sebetulnya dengan saya sebesar itu tidak patut bersama dengan emak serta mbahku mandi telanjang bersamanya.Tetapi sebab telah terlatih semenjak kecil, saya tetap dipandang masih beberapa anak.
Entahlah patut disebutkan bagaimana, apesnya atau untungnya, embahku semakin senang mendustai penisku. Terkadang tangannya diberi sabun lalu dikocoknya penisku cukup lama lalu diteruskan dengan menyabuniku. Emak terkadang ikutan embah, walau penisku telah berlumuran sabun, ia turut mengocok serta merabai kantong semarku. Rasa-rasanya birahiku terpacu serta rasa-rasanya sangat nikmat. Karena itu tindakan mereka itu saya biarlah. Bahkan juga bila mandi tanpa ada ritual itu, saya yang tetap meminta.

Tetapi seingatku walau dikocok-kocok cukup lama kok saya saat itu tidak ejakulasi. Saya sendiri belum tahu langkah lakukan masturbasi, maklum anak desa, yang akses info ke dunia luar masih hanya terbatas.

Entahlah bagaimana awalannya tapi sesudah biasanya saya dikocok-kocok kami jadi seringkali mandi sama-sama menyabuni, saya menyabuni semua badan mak ku serta mbahku. Dalam menyeka sabun tentunya saya bebas menjamah semua badan mereka. Saya suka mencengkram tetek serta memelintir pentil susu. Suka juga mengusap-usap jembut serta menjepitkan jari tengahku ke antara memek. Mungkin itu perasaan yang membimbing semua pergerakan. Sumpah, saya tidak paham harus bagaimana memperlakukan wanita pada saat itu.

Tetapi kesannya mereka berdua suka, bahkan juga tubuh mereka seringkali dirapatkan serta memelukku, hingga penisku yang menjulang tegang kedepan tetap menerjang sisi pantat atau sisi atas memek. Mbah terkadang tundukkan penisku supaya masuk ke antara pahanya sekalian memelukku erat. Tempat itu paling saya senang hingga pada makku saya kerjakan demikian. Mereka terlihat tidak keberatan alias oke-oke saja. Saya juga tidak paham pada saat itu jika terkait tubuh itu masukkan penis ke lubang memek.

Saya seringkali dipuji mbah serta itu disebutkan pada mak ku. “ anak mu ini hebat lho nduk (panggilan anak wanita jawa), sepertinya ia kuat.”

Terus jelas saya tidak pahami yang disebut kuat. Saat itu kupikir yang disebut kuat ialah potensiku menimba air, membelah kayu bakar serta mengusung beban-beban berat.
Mbah ku serta makku tidak kawin sesudah mereka berpisah dengan suaminya. Saya belum pernah bertanya faktanya, sebab saya rasa bertambah nyaman hidup bertiga gini daripada harus terima kedatangan orang luar. Walau sebenarnya yang naksir mbah, ditambah lagi emakku cukup.

 

Satu hari selanjutnya saya di panggil emakku sesudah mereka berdua bicara berbisik-bisik di kamar Saya saat itu sedang asik meraut bambu untuk bikin layangan di teras rumah. Emakku duduk di sampingku.
“Le (Tole arti panggilan anak lelaki Jawa), kamu malam nanti tidur dikamar bersama dengan mbah serta simbok.” kata mak.
“Ah tidak ingin , kan tempat tidurnya sempit, jika tidur bertiga,” kataku.

Tempat tidur mereka sebetulnya cuma dua kasur kapuk yang dihampar di atas plastic serta tikar di lantai. Masih ada ruangan untuk mengadakan tikar penambahan disamping kiri atau kanannya. Hingga bila ditambah satu bantal, bisalah untuk tidur bertiga, dengan catatan seseorang salah satunya tidur di tikar.
Sampai kini saya tidur di balai-balai bambu di ruangan tengah. Di desaku disebutkan amben bambu. Tidak ada permasalahan tidur di amben walau tanpa ada kasur. Saya tidur cuma beralas tikar serta ditemani bantal kumal dan sarung.

Saya bertanya-tanya, tapi tidak dijawab mak atau mbah, mengapa malam itu saya harus tidur seranjang dengan mereka. “Udahlah patuhi saja, jadi anak yang penurut, jangan senang kebanyakan bertanya,” nasehat mbahku.
Karena sangat polosnya saya, yang teringat dalam benakku ialah malam nanti saya akan tidur bersempit-sempitan serta bersenggolan. Saya sekurang-kurangnya suka bila tidur bergesekan dengan orang. Tidak terbersit sedikitpun pemikiran yang negatif.

Umumnya saya tidur jam 10 malam, tetapi malam itu jam 8 malam saya telah diseret masuk ke kamar mereka. Saya tidur di kasur bersama dengan mbah, disamping lainnya mbok ku tidur ditikar.
Awalnya cuma tidur telentang, Tidak semakin lama selanjutnya mbah tidur memelukku. Terus jelas saya merasakan risih dipeluk. Tetapi ingin protes tidak berani, jadi diam saja. Mbah mengusap-usap wajahku, lalu dadaku. Saya kenakan kaos kedaluwarsa yang di sejumlah tempat telah ada yang sobek. Entahlah berapakah lama diusap-usap, saya menanti dengan persasaan tegang. Saya tidak paham ke mana arah mereka mengajakku tidur bersama serta saat ini mbah tidur memelukku serta mengusap-usap dadaku. Sebenarnya saya benar-benar risih, tapi apa daya tidak berani protes. Bila dikasih kesempatan saya akan pilih kembali tidur di luar di amben.

Tangan kanan mbah tadi menyeka dadaku mulai menjalar ke bawah mengarah sarungku. Saya terlatih tidur sarungan serta di dalamnya tidak gunakan celana, sebab tidak hanya untuk mengirit penggunaan celana rasa-rasanya lebih enak bebas. Terpeganglah gundukan kemaluanku dri luar sarung. Tangan mbahku meremas-remas, menyebabkan saya tegang. Tidak cuma penis yang menegang, tapi perasaanku tegang, sebab cemas pada insiden apa yang akan berlangsung seterusnya. Saya diam saja, tidak hanya berdebar-debar, penisku jadi mengembang di remas-remas mbah.
Ditariknya sarung keatas hingga terbukalah sisi kemaluanku. Kamar tidur rumah kami cuma bepenerangan lampu minyak yang semenjak barusan telah di kecilkan. Jadi pemandanganku cuma remang-remang.

Diraihnya kemaluanku lalu digenggamnya penisku yang telah mengeras prima. Enaknya mengagumkan , dan juga saya merasakan takut, hingga debaran jantungku semakin keras. Penisku di kocok-kocok, hingga kemudian saya terlena serta rasa takutku telah terlewatkan. Tanpa ada sadar saya melenguh nikmat.
Entahlah kapan si mbah buka sisi depan pakaiannya hingga saat kepalaku ditarik ke dadanya wajahku rasakan kelembutan payudaranya. Mulutku ditempatkan ke puting susunya serta saya diperintah menjilati serta mengemut susunya. Perintah itu saya patuhi serta naluriku menuntunnya. Enak nian rasa-rasanya mengemut serta menjilati puting susu yang mengeras.

Walau tidak ada rasa, tapi mainkan puting susu lebih nikmat rasa-rasanya daripada kunyah marshmallow. Sesudah berganti-gantian kiri serta kanan saya disuruh nenek naiki tubuhnya. Sarungku telah dilepasnya hingga sisi bawahku telah telanjang. Saya patuhi saja perintah si mbah. Saya rasakan sisi bawah mbah juga terbuka. Saya terasa gesekan jembut lebatnya menggerus perutku. Sekalian saya menindih mbah penisku digenggam mbah serta ditempatkan ke lubang vaginanya. Saya disuruh mengusung badanku dikit serta saat ujung peler telah di muka lubang saya disuruh turunkan badanku pelan-pelan.

Belum pernah terbayangkan serta terpikirkan kesenangan serta sensasi ini. Jiwaku berasa melayang-layang di awang-awang. Saya tidak ingat serta perduli siapa yang ada dibawah tubuhku. Yang kurasakan ialah seseorang wanita menggairahkan. Sensasi masuknya penisku perlahan ke vagina mbah sangat terasa nikmat. Berasa vaginanya licin tetapi pun tidak gampang masukkan penisku. Sesudah semua batang penisku tengggelam dilahap memek mbah berasa hangatnya lubang vagina mbah. Kami diam sesaat serta saya mematung rasakan sensasi kesenangan mengagumkan yang tidak pernah akur rasakan sepanjang hidupku.

Tidak lama kemudian mbah cukup menggerakkan tubuhku serta menariknya kembali. Mbah mengatur gerakanku dengan memegangi lewat ke-2 tangannya di bongkahan pantatku. Saya tidak menduga kesenangan mengagumkan ini. Embah terdengar mendesis serta terkadan mengeluh. Saya semakin cepat lakukan pergerakan bersamaan dengan semakin enaknya rasa yang menjalari dari mulai kemaluanku sampai ke semua badan.

Seingatku saya tidak kelamaan bergerak demikian, sebab seterusnya ada gelombang nikmat yang menimpa tubuhku serta berbuntut pada kontraksi di penis serta semua otot dibawah. Saya merasakan keluarkan suatu dari lubang kencing. Tanpa ada dikasih komando sepanjang proses pelepasan itu saya memasukkan dalam-dalam penisku ke memek mbah.

Berasa lega serta plong sesudah semua spermaku tumpah. Mbah menggerakkan tubuhku untuk berbaring di sampingnya serta semua sendi tubuhku berasa lemas. Mbah bangun serta ambil lap yang lembab bersihkan semua kemaluanku yang penuh berselemak cairan sperma serta cairan dari vagina mbah.

Penisku layu perlahan sampai usai proses pembersihan itu. Mbah kulihat bersihkan memeknya dengan lap lain. Sesudah kami berdua bersih, mbah berubah geser ke tikar sesaat mak tidur di sebelahku.
Ia seperti mbah barusan tidur memelukku serta tangannya meremas-remas penisku yang lemah. Remasan mak membuat penisku berkembang per lahan-lahan hingga kemudian tegang mengeras kembali. Tapi rasa-rasanya tidak peka barusan.

Tahu penisku telah menegang prima, mak menyuruhku menindih tubuhnya seperti mbah barusan . Tangannya membimbing penisku untuk masuk lubang memeknya. Saya telah memahami serta saya selekasnya mendesak batang penisku saat berasa penisku telah mulai masuk lubang hangat. “pelan-pelan, sakit,” kata emak.
Saya patuhi perintahnya serta pelan-pelan kutekan penisku masuk lubang memeknya yang berasa hangat serta menjepit. Sesudah semua masuk saya mulai menggenjot. Nikmat mengagumkan serta saya lupa pada kondisi seputar. Perhatianku cuma tertuju pada kesenangan yang saat ini sedang menyebar ke semua tubuhku.

 
Saya terus menggenjot makku sampai ia berteriak-teriak seperti orang kesakitan. Tetapi saat saya bertanya ia mengkomandoiku supaya jangan berhenti serta terus menggenjot. Mak ku telah seperti orang tidak sadar diri. Badannya kelojotan serta bergerak tidak karuan sampai seringkali penisku terlepas dari memeknya. Ia cepat-cepat mendapatkan penisku untuk dimaskukkan kembali pada lubang memek. Tau-tau ia berteriak “ aaaaaah aaaah aduhhh aaaaah aduh. “ ke-2 tangannya menarik pantatku supaya semua batang penisku terbenam. Saya patuhi kemauannya serta penisku merasakan seperti berulang-kali dicengkeram oleh memeknya. Saya diam sampai cukup lama, sampai tidak lagi ada kurasakan kedutan di lubang memeknya.

Kelihatannya mak ku telah siuman. Ia kutanya dengan penuh keheranan, apa kesakitan. Ia menggelengkan kepala sekalian tersenyum ditariknya wajahku ke mukanya serta diciuminya semua wajahku. Penisku masih tertancap dalam memeknya. Naluriku menggerakkan saya lakukan kembali pergerakan turun naik seperti barusan. Mak kembali mendesah-desah serta menjerit kecil. Saya juga semakin semangat memompa serta birahiku semakin terangsang dengar erangan itu. Kelihatannya saya akan kembali rasakan sperma akan keluar , gerakanku semakin kupercepat serta mak semakin keras mengeluh, sampai kuingat mbahku mengusap-usap rambut emakku. Saya tidak peduli apa pun terkecuali selekasnya sampai pucuk kesenangan.

Saat pucuk kesenangan ada kubenamkan dalam-dalam penisku ke memek mak serta ku menembakkan spermaku berulang-kali. Mak ku menarik tubuhku rapat rapat serta kurasakan penisku dijepit-jepit. Mengagumkan sensasi kesenangan yang kurasakan.
Saya diam sesaat hingga kemudian penisku keluar dengan sendirinya dari lubang memek sebab berkurang. Saya tergolek di samping emakku serta rasa lemas serta ngantuk yang mengagumkan. Kulihat makku telah tertidur serta mendengkur halus. Mbah lakukan pekerjaannya membersihkan penisku serta memek mak ku. Seterusnya saya tidak ingat .

Saya terjaga sebab tekanan ingin kencing. Disamping dapur rumah kami memang benar ada seperti wc kecil spesial untuk buang air kecil. Penisku menegang meredam tekanan ingin kencing, tapi sesudah air seni dilepaskan, penisku masih gemuk. Ia semakin keras saat saya mengingat insiden yang baru saya alami.

Saat saya masuk saya lihat mak serta nenekku tidur tanpa ada penutup dibagian bawah. Makku telah terkapar, tapi nenek ku masih manyapaku untuk tidur di sampingnya. Saya patuhi serta saya langsung tidur memeluk nenekku, tanganku langsung meremas ke-2 bongkahan payudara nenek yang merasa masih kenyal. Puting susunya saya pelintir-pelintir serta terkadang saya usap. Nenek mendesah – rintih saya perlakukan demikian. Ia selanjutnya memintaku untuk menindihnya . Saya telah makin memahami serta kuarahkan penisku ke lubang dibagian bawah badannya. Pelan-pelan saya tekan hingga melesak lah semua penisku ke memeknya.

Awalannya saya menggenjot perlahan, tapi bersamaan dengan erangan nenek saya jadi semakin semangat menggenjot bertambah cepat. Nenek sama dengan mbok ku, ia menjerit jerit nikmat dan ke-2 kakinya merangkul pinggangku erat sekali sampai saya tidak dapat bergerak. Kurasakan memeknya berkedut-kedut. Saya tidak bergerak sampai nenek melapangkan kuncian kakinya. Saya kembali mengenjot nenek dengan pergerakan lamabat serta cepat. Selang beberapa saat nenek kembali menutup tubuhku serta saya kembali rasakan penisku dijepit-jepit oleh memek mbah. Seingatku pada saat itu mbah berulang-kali demikian hingga kemudian ia memintaku berjenti, sebab tuturnya ia tidak kuat serta badannya lemas.

Saya masih ingin tahu sebab belum sampai pucuk, Kulihat emakku tergeletak mengangkang. Saya berubah menindih mak. Ia terjaga cukup dengan buka matanya. Selain itu penisku telah masuk dalam memeknya. Saya tidak peduli apa makku telah bangun atau masih 1/2 tidur. Saya terus menggenjot sampai selanjutnya mak merintih-rintih. Mak selang beberapa saat menutup tubuhku dengan lilitan ke-2 kakinya hingga saya tidak dapat bergerak. Walau sebenarnya saya merasakan hampir sampai pucuk kesenangan. Berasa memek makku menjepit ketat sekali berulang-kali. Saat kuncian kakinya cukup longgar saya memaksakan menggenjot sampai mendekati saya pucuk makku kembali melilitkan kakinya serta saya dengan paksa masih menggenjot walau gerakkannya pendek. Tetapi itu bisa menghantar pucuk knikmatanku. Saya mengejang-ngejang menyemprotkan mani ke memek mak serta mak menutup tubuhku ketat sekali serta ke-2 tangannya memelukku erat sekali.

Saya tertidur sesaat serta terjaga sebab berasa geli di penisku. Kulirik ke bawah nyatanya mbah tengah duduk serta mendustai penisku. Kondisi masih gelap. Saya mungkin baru tertidur satu jam, tapi penisku telah berdiri . Malam itu saya bermain berulang-kali sampai hari cukup jelas mungkin saya telah melepas spermaku 5 kali.

Paginya kami seperti biasa mandi bersama-sama dan sama-sama menyabuni. Saya tidak berani menanyakan banyak, sebab mereka benar-benar tidak menyentuh momen semalam. Mak ku cuma mengingatkanku supaya jaga rahasia rumah tangga. Hari itu saya tidak sekolah sebab apa saya lupa, apa sebab hari minggu atau hari libur sekolah. Mak serta Mbah sesudah usai membereskan masalah rumah tangga mereka membuat masakan simpel, lalu kami sarapan pagi. Hari itu seingatku mak serta mbah tidak ke sawah, tetapi justru masuk kamar tidur-tiduran.

Saya yang merasakan badanku capek tertarik juga untuk gabung tidur dengan mereka. Kelanjutannya saya kembali ngembat mak serta mbah sampai saya keluar 3 kali. Kami sudah sempat tidur sesaat sebelum bangun sebab lapar di siang hari.

Mak serta mbah cuma kenakan kemben sarung mempersiapkan makan siang, Kami makan siang di amben tempat tidurku. Perutku berasa kenyang serta mata kembali mengantuk.
Saya pilih tidu di kasur empuk tempatnya mak serta mbah biasa tidur. Entahlah berapakah lama saya tertidur lalu terjaga sebab berasa ada yang menggelitik di kemaluanku. Nyatanya mak serta mbahku mainkan penisku. Mereka berdua menimang-nimang penisku. Pada akhirnya sampai waktu petang saya sudah sempat menyemprotkan 2x spermaku.

Malamnya saya masih sudah sempat menyemprotkan sperma sesudah berganti-gantian menindih mak serta mbahku. Seterusnya hampir setiap malam saya harus layani nafsu ke-2 orang tuaku sampai saya dewasa. Kami menaruh rahasia itu serapat mungkin. Herannya mak serta mbahku tidaklah sampai hamil oleh jalinan kami. Mereka mempunyai resep rahasia untuk lakukan KB.
 
Walau keluarga kami miskin. Tapi kehidupan kami benar-benar bahagia. Saya melanjutkan sekolah hingga kemudian dapat mendapatkan S-1. Semenjak saya kuliah saya jarang-jarang berjumpa mereka, sebab kau harus geser ke kota. Tetapi tiap bulan saya berkunjung ke mereka serta habiskan waktu akhir minggu dengan melampiaskan nafsu.

Semenjak saya kuliah saya sudah sempat rasakan beberapa memek cewek yang seumuran serta lebih muda dari ku. Harus disadari jika memek cewek-cewek ku masih kalah nikmat dibandingkan memek mak serta nenekku.
Nenekku walau usianya selanjutnya telah masuk 50 tahun serta telah menopause, tapi kelegitan memeknya masih mengagumkan. Mak ku memeknya legit sekali. Mungkin sebab badan ke-2 orang tuaku yang kencang serta tidak gemuk, karena itu punya pengaruh pada jepitan memeknya. Diluar itu bila kuperhatikan cairan memek mereka cukup kental serta lengket, berlainan dengan cewek-cewek yang lain yang lebih cair serta licin.

Semenjak saya kuliah saya bawa beberapa tehnik baru dalam terkait dengan mereka seperti mengoral serta lakukan persetubuhan dengan beberapa tempat. Awalnya mak serta Nenek risih saat kujilati memeknya, tapi semakin lama sebab nikmat mereka jadi suka.

Gir ban Carigaragara

37 Blog posting